Pengamatan Hama dan Penyakit Ikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu kendala yang sering dihadapi petani dalam pembudidyaan nila adalah
serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit dapat
menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Walaupun demikian,
kerugian akibat serangan hama tidak terlalu besar diabnding serangan
penyakit.
Pencegahan
merupakan tindakan paling efektif dibanding pengobatan. Selain tidak
menimbulkan efek samping, tindakan pencegahan tidak memerlukan banyak
biaya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
memberantas hama diantaranya sebagai berikut:
a. Kolam dikeringkan hingga tanah dasarnya menjadi retak-retak agar hama mati
b. Saat persiapan, kolam diberi kapur agar hama amti
c. Pintu pemasukan air diberi saringan agar hama tidak dapat masuk ke dalam kolam
d. Pintu pemasukan air dilengkapi filter agar hama tertahan pada filter
e. Hama diberantas secara mekanis (diambil atau dibunuh), biologis memanfaatkan binatang), maupun kimiawi (menggunakan bahan kimia)
Semetara cara pencegahan penyakit dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Kolam dikeringkan untuk memotong siklus hidup penyakit
b. Saat persiapan, kolam diberi kapur agar penyebab penyakit mati
c. Kondisi ikan dijaga tetap baik dan tidak stres serta kondisi lingkungan hidup dijaga tetap sesuai kebutuhan ikan
d. Gunakan ikan yang tahan terhadap serangan penyakit
e. Kepadatan ikan dikurangi untuk mencegah kontak langsung antar ikan
f. Pakan tambahan diberi dalam jumlah cukup
g. Penanganan ikan dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan luka ditubuhnya
h. Binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput harus dihindari
1.2 Tujuan
Tujuan yang dicapai dari kegiatan pengendalian hama dan penyakit ikan ini adalah:
1. mampu mengidentifikasi bakteri dan parasit ikan air tawar
2. mampu melakukan prosedur penggunaan alat dan bahan untuk pengamatan bakteri dan parasit
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.4 Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran :


1.5 Alat dan Bahan
1. Alat :
Autoklaf, Hot Plate, Cawan petri, labu erlenmeyer, bunsen, batang L,
mikropipet, beaker glass, dissecting set, jarum ose, timbangan
2. Bahan : Nutrien agar 5,75 gram, aquades 250 ml, alkohol, sampel ikan sakit, aluminum foil, kapas, tissue, plastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hama
Hama
dapat diartikan sebagai organisme yang dapat memangsa ikan sehat maupun
sakit secara langsung maupun bertahap. Hama dapat berasal dari luar
atau dalam kolam. Hama dari luar dapat masuk kedalam kolam melalui
aliran aliran air dalam kolam. Hama yang masuk melalui aliran air
terjadi karena air tidak disaring saat masuk ke kolam.
Untuk itu,
pintu pemasukan air sebaiknya menggunakan filter.Jenis ikan lain dapat
sebagai hama. Jenis ikan yang dapat menjadi hama nila tergolong ikan
pemakan daging sperti belut dan gabus
Beberapa jenis hama yang sering menyerang nila antara lain sebagai berikut:
a. Notonecta
Di daerah Jawa Barat, hama ini dikenaldengan sebutan bebeasan
(beas artinya beras). Penyebutan ini disebabkan ada bintik putih
menyerupai beras di tubuhnya. Binatang ini sangat berbahaya bagi ikan
karena dapat menyerang benih, terutama ukuran kecil.
Hama
ini dilengkapi tiga pasang kaki sebagai alat berenang dan dua pasang
alat penyengat. Selain sebagai alat berenang, kakinya digunakan untuk
menyepit mangsa, lalu menyengatnya. Sengat sangat mematikan.
Notonecta
menyenangi perairan yang bahan organik dan tanaman airnya banyak.
Binatang ini sewaktu-waktu dapat muncul kepermukaan air untuk mengambil
oksigen. Bila kondisi perairan tidak sesuai, hama ini akan terbang dan
pindah ke kolam lain pencegahannya sangat sulit
Pencegahannya
masih sangat sullit, tindakkan terbaik hanyalah mengurangi populasina.
Caranya dengan membuang tanaman air dan mengurangi kandungan bahan
organik dalam kolam. Bila populasinya sangat banyak, segera laukuakn
pemberantasan dengan cara menebarkan minyak tanah sebanyak 51/1000m2 air kolam ( usni arie)
b. Larva Cybister
Biasanya petani menyebut larva cybister ini dengan nama ucrit.
Bentuknya seperti ukat, tetapi badannya kaku dan adapat bergerak dengan
cepat. Warnanya agak kehijauan. Di bagian kepala terdapat taring
sebagai alat penjepit mangsa. Dibagian belakang tubuh terdapat alat
penyengat. Serangannya dilakukan dengan menjepit perut mangsa (benih)
hingga sobek lalu dimangsa. Itulah sebabnya hama ini lebih berbahaya
dibanding notonecta. Dalam sehari asaj, seekor larva dapat menyerang
beberapa ekor benih nila.
2.2 Penyakit
Penyakit
ikan dapat diartikan sebagai organisme yang hidup dan berkembang dalam
tubuh ikan sehingga organ tubuhnya terganggu. Terganggunya organ tubuh
maka terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan. Kalau serangannya
sangat parah, kematian tidak dapat dihindari sehingga timbul kerugian
yang sangat besar.
Umumnya
penyakit pada nila disebabkan oleh parasit ,jamur , bateri atau virus.
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang nila, terutama larva,
adalah sebagai berikut:
a. Trichodina sp
Trichodina sp.
Merupakan parasit yang tergolong dalam filum Ciliophora. Bentuknya
seperti piring atau topi yang diselimuti cilia di bagian ujung tubuhnya.
Panjangnya 50 mµ (mili mikron).
Parasit
ini menyerang ikan air tawar maupun air laut. Di Indonesia, hampir sema
jenis ikan air tawar diserangnya. Biasanya yang diserang adalah organ
tubuh bagian luar seperti kulit, sirip, dan kadang bagian insang. Oleh
karena sebagai parasit, serangannya dengan cara tubuhnya ditempelkan
pada organ yang menjadi sasarannya. Tanda-tanda ikan yang terserang
parasit ini adalah adanya luka atau kerusakan pada organ yang diserang
yang disertai infeksi sekunder. Namun tanda klinisnya tidak tampak.
Pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara ikan yang diserang direndam
dalam larutan NaCl 500 – 1.000 mg/l selama 24 jam atau dalam larutan
formalin 25 mg/l selama 24 jam (usni arie)

b.Saprolegniasis
Saprolegniasis merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp.
Bentuknya seperti benang halus dan berwarna putih atau kadang agak
kecoklatan. Bila serangannya cukup parah, benang tersebut akan tampak
lebih panjang, lebih banyak dan paat.
Jamur Saprolegnia sp,
menyerang hampir semua jenis ikan air tawar seperti gurame, mas, tawes,
nila dan ikan hias, abik benih maupun telur. Serangannya pada organ
tubuh bagian luar seperti kepala, tutup insang, sirip dan bagian tubuh
luar lainnya.
Penyakit
ini muncul akibat penanganan ikan yang kurang baik. Kekurangan makanan,
suhu air rendah, oksigen rendah, kualitas kurang baik, serta kepadatan
telur yang terlalu tinggipun dapat menjadi sebab terjadinya serangan.
Pencegahan
serangan penyakit ini dengan cara menjaga kualitas air tetap
baik,penanganan baik, pemberian pakan tambahan yang cukup berkualitas.
Semnetara pengobatannta dapat dilakukan dengan cara ikan atau telur
direndam dalam larutan malachitgreen 1 mg/l selama 1 jam, larutan formalin 100 – 200 mg/l selama 1-3 jam atau larutan NaCl 5 g/l selama 15 menit
c. Epistylis sp.
Epistylis
spp. Merupaka parasit yang tergolong dalam folum Ciliophora. Bentuknya
spert lonceng, berkoloni dan tersusun pada tangkai yang
bercabang-cabang. Parasit ini bersifat kosmopolit dantersebar di seluruh
dunia. Tubuhnya berukuran 20 – 50 mµ.
Epistylis spp. Terkadang dapat hidup sebagai parasit, tetapi dapat pula
mengambil makanan dari luar. Caraberkembang biaknya dengan pembelahan.
Parasit
ini biasanya menyerang jenis ikan air tawar yang berukiran kecil di
antaranya ikanmas, tambakan, tawes, nila, sepat dan gurame. Selain ikan,
parasit ini juga menyerang udang windu dan udang putih. Umumnya parasit
ini menyerang organ tubuh bagain luar sperti kulit, insang dan sirip.
Tanda-tanda
serangan antara lain insang berwarna merah kecoklatan, sukar bernapas
dan bergerak, adanya kerusakan pada epitel dan pertumbuhannya lambat.
Penyebaran
infeksi dapat diceha dengan cara kualitas air dijaga tetap baik serta
kandungan bahan organik dalam air dan padat penebarannya dikurangi.
Sementara pengobatanya dapat dilakukan dengan cara direndam dalam bahan
kimia misalnya choroquin diphospat 1,1 mg/l selama 2 hari, formalin 200 mg/l selama 40 menit.
d. Bercak Merah
Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromnas hydrophyla dan Pseudomonas Flureecens. Bakteri ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar seperti ikanmas, gurame, dan nila.
Tanda-tanda
serangan tampak dengan adanya perdarahan pada bagian tubuh yang
terserang, sisik terkuak, dan perut busung. Luka pada kulit akan diikuti
dengan borok. Ikan busung akan tampak lemas, sering muncul ke permukaan
air dan dasar kolam, serta kalau dibedah akan tampak perdarahan pada
hati, ginjal dan limfa.

BAB III
URAIAN KEGIATAN
3.1 Identifikasi Bakteri
Materi
secara klasikal tentang pengertian hama,penyakit serta jenis-jenis hama
dan penyakit yang menyerang pada pembesaran ikan air tawar. Adapun
materi yang disampaikan antara lain :
1. Hama yang menyerang ikan
2. Penyakit non infeksi
3. Penyakit infeksi
Dilanjutkan dengan praktikum identifikasi bakteri
Hasil yang dicapai :
1. Peserta diklat mampu memahami pengertian hama dan penyakit ikan
2. Peserta Diklat mampu mengetahui berbagai macam jenis hama dan penyakit yang menyerang ikan khususnya pada pembesaran ikan tawar
alat dan Bahan :
a. Alat
· Autoklaf
· Cawan Petri, 4 pasang
· Labu Erlenmeyer
· Bunsen burner
· Batang L
· Mikropipet dan tip 2 buah
· Beaker glass
· Dissecting set
· Jarum ose 1 buah
b. Bahan
· Nutrien agar, 5,75 gram
· Aquades,250 ml
· Alcohol
· Sampel ikan sakit
· Aluminium foil
· Tissue
· Plastic
· Kerta pembungkus
Langkah Kerja :
1. Alat yang sudah dicuci masing –masing dibungkus dengaan kertas kemudian dibungkus lagi dengan menggubnakan plastic .
2. Alat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit
3. Setelah
disterilisasi dalam autoklaf alat dikeluarkan.tapi pembungkus alat
tidak dibuka semua hanya alat untuk pembuatan media agar yang terlebih
dahulu dibuka
4. Pembuatan Media agar
Adapun caranya :
· 5,75 gr am NA dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest sebanyak 250 ml.
· Dipanaskan diatas Bunsen sambil diduk searah jarum jam sampai mendidih.
· Setelah
mendidih ( ada gelembung-gelembung dan warna larutan kuning jernih)
diangkat dan ditutup dengan kertas alumunium foil sampai dingin.
Penutupan tidak boleh rapat agar larutan cepat dingin.
· Setelah
agak dingin, disiapkan cawan petri sebagai tempat media agar yang
terlebih dahulu bibir cawan petri dipanaskan diapi Bunsen.
· Lalu lakukan penuangan larutan Agar kedalam cawan petri dengan ketebalan 3 – 5 mm
· Tunggu larutan medium agar sampai membeku,
5. Isolasi Bakteri
a. Air sampel
· Ambil air sampel dengan menggunakan nikropipet sebanyak 0,1 ml dan di teteskan pada salah satu medium agar yang telah memadat
· Batang L disemprot dengan alcohol dan dibakar diatas api Bunsen , dinginkan beberapa saat .
· Kemudian digosokan pada permukaan agar supaya tetesan air sampel merata.
· Setiap
perlakukan diusahkan dengan api Bunsen dan bibir cawan petri juga harys
dibakar diatas api Bunsen,hal ini dimaksudkan untuk menghindasri adnya
kontaminasi dengan bakteri lain
b. Penanaman Sampel lender ikan nila
Pengambilan sampel lender ikan dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahuku diatas api Bunsen.
Penanaman bakteri dengan cara mengambil sampel lender ikan dapat dilakukan dengan 3 metode:
· Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung

·
Metode Penanaman dengan Goresan T

·
Metode Goresan Kuadran

6. Media agar yang sudah ditanami bakteri disimpan dalam tempat tertutup (tanpa cahaya)
Hasil dan Pembahasan Praktikum
Praktikum
ini hanya sampai pada penanaman bakteri yang dimungkinkan menjadi
penyebab penyakit pada ikan nila. Untuk pengamatan hasil dari penanaman
dilakukan pada hari berikutnya.
Pada
saat praktikum kita mengambil 2 sampel yaitu sampel air tempat
penampungan ikan dan sampel lender dari ikan nila. Mengapa menggunakan 2
materi diatas, hal ini dikarenakan lendir pada tubuh ikan adalah tempat
terakumulasinya bakteri yang menyerang tubuh ikan,dikuatkan dengan
adanya luka pada kulit ikan. Begitu juga dengan air tempat penampungan
ikan, didalamnya juga terdapat lendir yang lepas dari tubuh ikan.
Sehingga bakteri dimungkinkan terdapat dalam air penampungan tersebut.
Setiap
proses dalam penanaman sampel untuk isolasi bakteri, tangan dan tempat
setiap perlakuan harus steril supaya tidak ada bakteri lain yang ikut
tertanam atau mengkontaminasi. Sterilisasi ini menggunakan alcohol. Dan
setiap perlakuan yang berkaitan dengan penanaman harus selalu didekatkan
dengan api Bunsen.
3.2 Mendiagnosa parasit yang menyerang ikan
Alat dan Bahan
a. Alat : Dissecting set, mikroskop, timbangan, penggaris, nampan, object glass dan cover glass
b. Bahan : Ikan sakit Nila
Langkah Kerja:
a. Sebelum diperiksa, ikan diukur bobot dan panjangnya
b. Parasit yang ditemukan pada tubuh ikan diamati dengan menggunkan mikroskop
c. Untuk pemeriksaan organ luar ikan
· Ikan dimatikan dengan memotong bagian belakang kepala
· Periksa permukaan tubuh ikan dengan telit, apakah terdapat penyakit atau tidak dengan menggunakan kaca pembesar
· Pindahkan parasit yang ditemukan ke dalam cawan petri yang berisi air atau diatas gelas objek
· Pengamatan dengan menggunakan mikroskop
· Yang diamati adalah : Insang, lendir
d. Pemerikaan organ dalam ikan’
· Buka perut ikan, di gunting dari anus keatas kepala semua bagian dalam dipisahkan
· Organ padat disobek dalam air atau dipress diantara dua gelas objek
· Organ yang didiagnosa adalah Hati, Usus, Ginjal dan gelembung renang
· Insang,
hati, usu, ginjal di cacah tipis – tipis sampai halus, kemudian ditaruh
di kaca objek ditetesi aquades untuk di amati di mikroskop
3.3 Jurnal Kegiatan
No
|
Hari/Tgl
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu
|
Hasil Yang dicapai
|
Keterangan
|
Paraf
|
1
|
Kamis, 11 Agust 2011
|
Materi Klasifikasi hama dan penyakit pada ikan
|
11.00 – 12.30 wib
|
- pengertian hama dan penyakit
- macam-macam hama
- penyakit infeksi dan non infeksi
|
Teori
| |
2
|
Kamis, 11 Agustus 2011
|
Mengidentifikasi Bakteri (praktik)
- Sterilisasi alat di Autoklaf
- Masak NA di Labu erlenmeyer dengan ditambah aqudibes
- Setelah mendidih di angkat dan didinginkan suam-suam kuku
- Tuang NA di cawan petri, tunggu sampai beku
- Ambil air dan lendir ikan sakit
- Cawan petri yang berisi NA dan bakteri di inkubasi
-
|
13.00 – 16.50
|
Bakteri pada ikan sakit terdiagnosa
- Semua alat dalam keadaan steril
- - NA dimasak sampai mendidih
Agar tangan tidak kepanasan
Media bakteri
Air dan lendir di goreskan pada NA beku tadi
Agar terlihat bakteri menempel pada NA
-
|
Steril alat di Autoklaf dengan suhu 121OC selama 15 menit
NA 5,75 gram dan aqudibes 250 ml
Goresan Sinabung, T, dan kuadran
Inkubasi lebih kurang 1 malam
| |
3
|
Jum’at, 12 Agustus 2011
|
- Teori materi parait
- Lanjut praktik bakteri.
- Hasil inkubasi di gores sedikit kemudian di lihat di mikroskop
- Praktik Parasit
- Timbang dan ukur ikan
- ikan luka
-
- Sirip
- Insang
- Hati
- Usus
-
|
08.00 – 10.00
|
Teridentifikasi jenis bakteri pada ikan sakit air tawar
Identifikasi parasit pada ikan organ tubuh luar dan dalam
Bobot & panjang ikan
Parasit : Chilodina, thichodina
Terdapat Chilodinella
Tidak ada parasit
Tripanochoma
Larva Capilarria dan capilaria
|
Lanjut praktik bakteri: bakteri yang didapat
Lendir = Kuadran terdapat bakteri Rhizoid dengan elevasi convex, sedangkan air elevasi flat
Diamati : Lendir, insang, hati, usus, ginjal dan gelembung renang
Bobot = 180 gr
Panjang = 20 gr
Ikan sehat
| |
4
|
Jum’at, 12 Agts 2011
|
Post tes
|
10.20 – 11.00
|
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan setelah mengikuti materi diklat
| | |
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada mata diklat pengendalian hama penyakit ikan praktikum yang dilakukan ada 2 macam yaitu identifikasi dan diagnose bakteri serta parasit yang menyerang ikan.
Pada praktikum yang pertama (Identifikasi dan diagnose bakteri) terdapat 2 lembar kerja yaitu:
1. Mengenalkan peralatan yang berhubungan dengan materi hama dan penyakit ikan, khususnya alat untuk mendiagnosa bakteri
2. Mendignosa serangan bakteri terhadap ikan
Sebagai
langkah awal, peralatan yang sudah dicuci dan yang akan digunaka
masing-masing dibungkus dengan kertas kemudian dibungkus lagi dengan kantong
plastic. Hal ini dimaksudkan supaya kertas tidak basah terkena uap air
selama proses sterilisasi. Peralatan tersebut disterilisasi dengan
menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 0C.
Setelah selesai, alat dikeluarkan dan siap untuk digunakan. Dalam
praktek alat tidak dibuka semua tetapi hanya yang dibutuhkan yang
terlebih dahulu dibuka.
Selanjutnya
adalah pembuatan media agar untuk inokulasi bakteri dari sampel air dan
lendir ikan nila. Adapun cara pembuatan media agar adalah :
· 5,75 gr am NA dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest sebanyak 250 ml.
· Dipanaskan diatas api Bunsen sambil diduk searah jarum jam sampai mendidih.
· Setelah
mendidih ( ada gelembung-gelembung dan warna larutan kuning jernih)
diangkat dan ditutup dengan kertas alumunium foil sampai agak dingin.
Penutupan tidak boleh rapat agar uap larutan keluar sehingga lebih cepat
dingin.
· Setelah
agak dingin, disiapkan cawan petri sebagai tempat media agar yang
terlebih dahulu bibir cawan petri dipanaskan di api Bunsen.
· Lalu lakukan penuangan larutan agar kedalam cawan petri dengan ketebalan 3 – 5 mm
· Tunggu larutan medium agar sampai membeku,
Setelah
media agar siap, dilanjutkan dengan inokulasi bakteri dari sampel air
dan lender ikan nila. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut :
· Air sampel diambil dengan menggunakan mikropipet sebanyak 0,1 ml dan di teteskan pada salah satu medium agar yang telah memadat
· Batang L disemprot dengan alcohol dan dibakar diatas api Bunsen , dinginkan beberapa saat .
· Kemudian digosokan pada permukaan agar supaya tetesan air sampel merata.
· Setiap
perlakukan diusahkan dengan api Bunsen dan bibir cawan petri juga harus
dibakar diatas api Bunsen,hal ini dimaksudkan untuk menghindasri adnya
kontaminasi dengan bakteri lain
Untuk penanaman sampel lendir ikan nila :
Pengambilan sampel lendir ikan dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahuku diatas api Bunsen.
Penanaman bakteri dengan cara mengambil sampel lender ikan dapat dilakukan dengan 3 metode:
· Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung
![]() |
· Metode Penanaman dengan Goresan T

· Metode Goresan Kuadran
![]() |
Media agar yang sudah ditanami bakteri disimpan dalam tempat tertutup atau diinkubasi selama ± 24 jam
Praktikum
ini hanya sampai pada penanaman bakteri yang dimungkinkan menjadi
penyebab penyakit pada ikan nila. Untuk pengamatan hasil dan
identifikasi dilakukan pada hari berikutnya.
Pada
saat praktikum kita mengambil 2 sampel yaitu sampel air tempat
penampungan ikan dan sampel lendir dari ikan nila. Mengapa menggunakan 2
materi diatas, hal ini dimungkinkan lendir pada tubuh ikan adalah
tempat terakumulasinya bakteri, dikuatkan dengan adanya luka pada kulit
ikan. Begitu juga dengan air tempat penampungan ikan, didalamnya juga
terdapat lendir yang lepas dari tubuh ikan. Sehingga bakteri juga
dimungkinkan terdapat dalam air penampungan tersebut.
Setiap
proses dalam penanaman sampel untuk inokulasi bakteri, tangan dan
tempat setiap perlakuan harus steril supaya tidak ada bakteri lain yang
ikut tertanam atau mengkontaminasi. Sterilisasi ini menggunakan alkohol.
Dan setiap perlakuan yang berkaitan dengan penanaman harus selalu
didekatkan dengan api Bunsen.
Hari
berikutnya dilakukan pengamatan koloni bakteri. Adapun yang diamati;
bentuk koloni, elevasi koloni dan margin. Bakteri yang sudah tumbuh
dalam media agar, diambil sedikit dengan menggunakan jarum ose dan
diletakkan di kaca preparat kemudian diamati di bawah mikroskop. Dari
pengamatan diperoleh hasil yang kurang maksimal, dalam media agar tidak
sedikit ditemukan adanya kontaminan. Hal ini terjadi dimungkinkan
kurangnya pengalaman praktikan dalam penanaman serta keadaan sekitar
penanaman yang kurang steril (praktikan tidak menggunakan masker dan
lain-lain ). Hasil pengamatan bakteri bisa dilihat pada tabel berikut :
NO.
|
MACAM SAMPEL
|
BENTUK KOLONI
|
ELEVASI KOLONI
|
MARGIN
|
GAMBAR KOLONI BAKTERI
| |||
1.
|
Air
| ![]() |
Flat
![]() |
-
| | |||
2.
|
Lendir ikan nila
| ![]() |
Convex
|
-
| |
Setelah
pengamatan bakteri, dilanjutkan dengan mendiagnosa parasit yang
menyerang ikan nila. Langkah pertama ikan diukur panjang dan ditimbang
bobotnya. Lalu dilakukan pengamatan di bagian luar tubuh ikan
(eksternalnya) sperti kulit, sisik, sirip dan mata ikan, apakah terjadi
kelainan seperti adanya luka (borok), sirip gripis atau patah,pendarahan
(haemoragic), produksi lender berlebih, mata menonjol dan lain
sebagainya. Diambil sampel diletakkan di kaca preparat dan diamati di
bawah mikroskop. Selain bagian luar, juga di lakukan pengamatan organ
dalam ikan nila. Untuk pengamatannya terlebih dahulu ikan nila dimatikan
dengan menusuk olvactorynya. Kemudian dilakukan pembedahan dan dibuat
preparat rentangnya untuk diamati di bawah mikroskop. Organ dalam yang
diamati adalah insang, hati, usus, limfa, dan ginjal. Organ –organ
tersebut diambil sedikit, dicacah halus dan tipis, sehingga hasil
pengamatan yang diperoleh maksimal. Hasil pengamatan bisa dilihat pada
tabel di bawah.
Diagnosa parasit
NAMA IKAN
|
PANJANG DAN BOBOT TUBUH IKAN
|
GEJALA YANG TAMPAK
|
HASIL IDENTIFIKASI PENYAKIT
| ||
LOKASI PENEMUAN
|
NAMA DAN GAMBAR PENYAKIT YANG MENYERANG
|
JUMLAH
| |||
IKAN NILA
|
Panjang 20 cm
Bobot 180 gram
|
· Eksternal tubuh ikan :
Adanya
luka dibagian tubuh, tampak adanya pendarahan (haemoragic) di bagian
lukanya, lendirnya banyak, sirip ekor tidak utuh dan mata agak
menonjol.
· Internal tubuh ikan :
Permukaan usus tampak kasar, pada hati dan limpa tampak ada seperti lemak putih
|
Lendir
|
Chilodonella
| |
Trichodina
| |||||
Sirip
|
Chilodonella
| | |||
Insang
|
Capilaria
| | |||
Dactylogyrus
| |||||
Usus
|
Telur Capilaria
| | |||
Hati
|
Tripanosoma
| | |||
Limfa
|
Cryptocarion
| |
Dari
pengamatan bagian luar tubuh ikan, tampak adanya luka dan terjadi
pendarahan di tubuh ikan nila, lendir banyak, sirip ekor tidak utuh
(agak geripis dan bola matanya )
Pengamatan Bakteri
Membungkus Alat untuk sterilisasi Alat dimasukkan ked lm Autoklaf


Tidak ada komentar:
Posting Komentar